JAKARTA, (PRLM).-Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) akan mendirikan lima pusat pengembangan pendidikan autis pada tahun 2011 ini. Fasilitas untuk pendidikan layanan khusus itu rencananya akan didirikan masing-masing di Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, dan wilayah Sumatera.
Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan, ada bagian masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus atau memerlukan layanan khusus. Salah satu di antaranya adalah autis.
“Paling banyak populasinya di kota besar. Tahun ini paling tidak ada lima pusat pengembangan pendidikan autis,” ujarnya seusai melantik para pejabat eselon III Kemdiknas, berlangsung di Gedung Kemdiknas, Senayan Jakarta, Jumat (7/1).
Dijelaskan Nuh, Kemdiknas telah membentuk direktorat tersendiri yang menangani pendidikan dan layanan khusus. Direktorat ini berada pada setiap jenjang pendidikan, baik pada tingkat pendidikan dasar maupun menengah. “Autis ini belum tertangani dengan baik. Oleh karena itu, kami ingin mendirikan pusat pengembangan pendidikan autis,” katanya.
Mendiknas menuturkan, dalam menyelenggarakan layanan khusus ini, Kemdiknas akan bekerja sama dengan fakultas kedokteran di kota setempat, para psikolog, dan para tenaga pendidik. Ketiganya ini, kata dia, bersinergi untuk menangani pusat pengembangan pendidikan autis.
Lebih jauh, dijelaskan Mendiknas, sekolah yang menangani pendidikan khusus ini bisa sekolah eksklusif maupun inklusif. Para guru yang menangani autis dapat mengajar di sekolah-sekolah inklusif. Namun, kata Nuh, tidak bisa memaksakan semua di inklusif.(A-94/kur)***
Sumber: Pikiran Rakyat Online
“Paling banyak populasinya di kota besar. Tahun ini paling tidak ada lima pusat pengembangan pendidikan autis,” ujarnya seusai melantik para pejabat eselon III Kemdiknas, berlangsung di Gedung Kemdiknas, Senayan Jakarta, Jumat (7/1).
Dijelaskan Nuh, Kemdiknas telah membentuk direktorat tersendiri yang menangani pendidikan dan layanan khusus. Direktorat ini berada pada setiap jenjang pendidikan, baik pada tingkat pendidikan dasar maupun menengah. “Autis ini belum tertangani dengan baik. Oleh karena itu, kami ingin mendirikan pusat pengembangan pendidikan autis,” katanya.
Mendiknas menuturkan, dalam menyelenggarakan layanan khusus ini, Kemdiknas akan bekerja sama dengan fakultas kedokteran di kota setempat, para psikolog, dan para tenaga pendidik. Ketiganya ini, kata dia, bersinergi untuk menangani pusat pengembangan pendidikan autis.
Lebih jauh, dijelaskan Mendiknas, sekolah yang menangani pendidikan khusus ini bisa sekolah eksklusif maupun inklusif. Para guru yang menangani autis dapat mengajar di sekolah-sekolah inklusif. Namun, kata Nuh, tidak bisa memaksakan semua di inklusif.(A-94/kur)***
Sumber: Pikiran Rakyat Online
0 komentar:
Posting Komentar