17 November 2010

Menag Akui Keterbatasan Wukuf di Arafah

Ratusan ribu jamaah haji dari berbagai negara
membentuk lautan manusia berjalan menuju ke Mina
usai menunaikan Shalat Subuh di Masjidil Haram,
Mekkah, Minggu (14/11). (ANTARA/Saptono)
(ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengakui masih ada keterbatasan dalam pelayanan bagi jemaah Indonesia di Arafah, khususnya dalam pelayanan kesehatan terkait minimnya ambulan yang beroperasi pada saat pelaksanaan wukuf.

"Ada 25 ambulan yang dioperasikan, namun yang bisa melayani jemaah saat wukuf cuma lima," kata Menag usai meninjau pos kesehatan di tenda misi haji Indonesia, di Arafah, Senin. Ia mengatakan, dari ambulan sebanyak itu 18 di antaranya digunakan untuk melayani pasien safari wukuf, dua ambulan di Jeddah untuk menunjan operasional Daker setempat dan lima di Arafah.

Dengan demikian, katanya, kemampuan untuk melayani jemaah haji sebanyak 200 ribu lebih tentu tak akan memadai. Karena itu, lanjut dia, tatkala pasien harus dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi, banyak hambatan dijumpai, terutama dalam mobilitas. Selama pelaksanaan wukuf, lanjut dia, ada 20 pasien di rawat di pos kesehatan Arafah. Sebanyak 10 pasien terpaksa dirujuk ke RS Arab Saudi dan satu pasien wafat.

Umumnya pasien banyak menderita penyakit hipertensi, stroke, gula darah dan pernafasan, katanya. Namun ia mengakui bahwa untuk membantu penyakit diabetes selama pelaksanaan Arafah, pihak kesehatan pun mengalami keterbatasan. Salah satunya pengadaan obat berupa insulin tak tersedia. Pasalnya, untuk menyimpan obat tersebut diperlukan ruang dingin agar obat tak rusak.
(E001/A025)
Sumber: http://infohaji.antaranews.com/news/1289834496/menag-akui-keterbatasan-wukuf-di-arafah

0 komentar:

Posting Komentar