28 Januari 2011

Gawat! Palembang Gagal Panen Duku

Buah duku
REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- “Tahun ini tak ada panen duku. Duku kami tidak berbuah sama sekali,” kata Ida Syahrul, 45 tahun, warga Rasuan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Kamis (27/1).

Menurut Ida yang berasal dari Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan (Sumsel), biasanya sejak Desember pohon duku sudah berbuah. “Baru pada Februari dan Maret buahnya sudah bisa dipanen. Tapi sekarang sampai Januari tidak ada pohon duku yang berbuah di Rasuan,” katanya.

Di Sumsel ada beberapa derah yang menghasilkan buah duku selain Kabupaten OKU Timur, buah duku juga dihasilkan dari kebun duku rakyat di Kabupaten OKU, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kabupaten Musi Rawas (Mura). Duku di daerah ini lebih dikenal dengan sebutan “duku komering” dan “duku rasuan” Tetapi setelah keluar dari Sumsel orang banyak menyebutnya “duku palembang.”

Ida menjelaskan, “Untuk tahun ini pohon duku di Rasuan sama sekali, merata tidak berbuah. Biasanya ada satu dua pohon yang berbuah. Entah apa penyebabnya, mungkin cuaca, hujan yang turun terus menerus mempengaruhi pohon duku tidak berbuah?”

Di Kabupaten OKU Timur, dari data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat, luas areal tanaman duku mencapai 2.183 hektare dengan tingkat produksi mencapai 4.288 ton pada awal tahun 2009. Kebun duku rakyat tersebut tersebar selain di Kecamatan Madang Suku I seluas 466 ha, juga ada di Kecamatan Cempaka 801 ha, Kecamatan Semendawai Barat seluas 235 ha dan di Kecamatan Buay Pemuka Peliung 155 ha.

Sisanya tersebar di Kecamatan Martapura, Kecamatan Bunga Mayang, Kecamatan Jayapura, dan lahan penduduk sepanjang aliran sungai Komering hingga perbatasan Kabupaten OKU Selatan.

Sementara itu di Kabupaten OKI, beberapa warga juga mengeluhkan pohon duku mereka tahun ini tidak berbuah, seperti di Kecamatan Teluk Gelam banyak pohon duku di daerah ini tidak berbuah. “Biasanya pada awal tahun seperti ini, sudah banyak pedagang duku berjualan di sepanjang jalan lintas Timur di Kabupaten OKI,” kata Nover warga Pedamaran.

Setiap pengemudi yang melintas di jalan lintas Timur di Kabupaten OKI bisa dengan mudah melihat pohon duku berbuah, karena di sepanjang jalan di daerah ini bisa dengan mudah ditemukan pohon duku. “Sekarang pohon tersebut belum berbuah, mungkin karena cuaca yang hujan tidak menentu ini,” katanya.

Di daerah ini setiap musim panen duku tiba, warga akan menjual buah duku dengan sistem batangan secara borongan. Misalnya seorang warga yang punya 100 batang pohon duku, saat berbuah bisa dijual dengan harga Rp40 juta. Tetapi sekarang warga di OKI harus gigit jari karena pohon duku mereka yang seharusnya sudah berbuah dan siap panen, harus gigit jari.

Red: Stevy Maradona
Sumber: republika.co.id

0 komentar:

Posting Komentar