05 Januari 2011

Kekurangan SDM untuk Perbankan Syariah Capai 10.000 Orang

BANDUNG, (PRLM).- Kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk perbankan syariah pada tahun 2011 diperdiksi mencapai 10.000 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun sampai saat ini belum ada perguruan tinggi di Jawa Barat yang secara eksplisit membuka jurusan perbankan syariah.
Hal itu dikatakan Rektor Universitas Sannga Buana (USB) YPKP Asep Effendhi usai melakukan noktah kesepahaman dengan empat instansi di Kampus USB, Jln Phh Mustofa, Bandung, Rabu (5/12).

Dia mengatakan, banyaknya kebutuhan tenaga kerja tersebut dilihat dari jumlah bank yang berencana membuka syariah pada tahun 2011. “Bank itu sebelumnya bergerak di bidang perbankan konvernsional dan belum membuk syariah,” ujarnya.

Namun, dia mengatakan, kebutuhan tenaga kerja di bidang perbankan syariah tidak bisa dipenuhi oleh perguruan tinggi. Kondisi itu disebabkan karena sampai saat ini masih minim perguruan tinggi yang membuka jurusan perbankan syariah. “Di Jakarta sudah ada, tapi untuk Jawa Barat belum ada perguruan tinggi yang membuka sehingga SDM syariah masih terhitung langka,” ujarnya.

Hal itu menyebabkan tenaga kerja bank syariah banyak dimabil dari konvensional. Padahal terdapat perbedaan cara pandang dari bank syariah dibandingkan dengan konvensional. Dengan demikian, tenaga kerja bank konvensional tersebut cenderung sulit beradaptasi.

Menanggapi kondisi tersebut, Asep berkata, USB YPKP mulai membuka jurusan D3 Perbankan Syariah. Sementara untuk S1, materi perbankan syariah akan diberikan pada program pilihan. Untuk menunjang pemberian materi tersebut, USB YPKP mengadakan kerja sama dengan bank syariah. “Kami ingin agar pemberian materi syariah diberikan langsung dari praktisi sehingga materi bisa lebih tepat sasaran,” kata dia.

Menurut Asep, berkembangnya bank syariah saat ini lebih disebabkan karena faktor kepercayaan masyarakat kepada sistem yang dijalankan oleh lembaga tersebut. Saat ini, bahkan ada kecenderungan bahwa perbankan syariah juga mulai banyak diminati oleh konsumen non muslim. Sistem bank syariah juga mulai dilaksanakan di negara eropa yang mayoritas non muslim, seperti Inggris.

Sementara itu Karyawan Akuntan Bank Syariah Bukopin, Dewi Indriyati, mengatakan kinerja perbankan syariah jauh lebih spesifik dibandingkan bank konvensional. Syariah memiliki akad (perjanjian) yang berbeda-beda pada setiap transaksi. “Akan jauh lebih baik bila tenaga kerja perbankan syariah yang baru tersebut memang sudah memilki landasan ilmu syariah sebelumnya,” ujar dia. (A-185/kur)***

Sumber: Pikiran Rakyat Online

0 komentar:

Posting Komentar