12 Februari 2011

Siswa SMP Ciptakan Situs Ala Facebook

FACEBOOK atau FB kini menjadi situs jejaring sosial yang paling banyak penggunanya. Fenomena FB digandrungi oleh segala usia meski sebenarnya pengguna FB haruslah berusia di atas 17 tahun. Saking terkenalnya, pengguna FB juga datang dari berbagai kalangan dan kelas sosial hingga dampaknya juga ada yang positif dan negatif. Kini jejaring sosial semakin banyak pilihan, bahkan ada situs semacam yang menggunakan bahasa Indonesia.

Berawal dari sanalah, Muhamad Yahya Harlan (13), siswa kelas 7A (1 SMP) Sekolah Alam Bandung, tergerak ingin membuat jejaring sosial yang hampir sama dengan FB, tapi berbahasa Indonesia. Dan hanya dalam kurun waktu satu bulan, terciptalah jejaring sosial dengan mengusung nama Salingsapa.com.

Dalam waktu cukup singkat tersebut, Yahya membuat situs jejaring sosial yang fiturnya berbeda dengan FB.

“Awalnya saya lihat di news, ada orang Indonesia yang buat semacam FB dengan bahasa Indonesia. Terus saya pikir, saya juga bisa buat yang sama dan lebih bagus lagi,” kata Yahya saat ditemui di sekolahnya di Dago Atas, Kamis (10/2).

Dengan niat membuat jejaring sosial yang berbeda dan bertujuan untuk mengajak pada kebaikan, siswa kelahiran 25 Juli 1998 ini, dibantu ayahnya, membuat fitur-fitur Islami. Di situs jejaring sosialnya, ia membuat fitur Khazanah dan Alquran. Dua fitur ini belakangan ternyata banyak digandrungi oleh user- nya, yang dalam dua minggu setelah diluncurkan hingga kemarin sudah mencapai 5.400 pengguna.

“Di fitur Khazanah, user bisa mendengarkan ceramah-ceramah dari banyak ustaz. Sedangkan di fitur Alquran, user bisa membaca Alquran dari Juz 1 sampai 10, lengkap juga dengan terjemahannya. Atau hanya untuk mendengarkan ayat-ayat Alquran, juga bisa diklik di fitur ini,” ujar siswa yang punya hobi mengotak-atik komputer dan main gitar ini.

Selain dua fitur ini, Yahya mencantumkan fitur radio yang bisa diperdengarkan selama 24 jam. Dan fitur-fitur lainnya yang hampir sama dengan jejaring sosial umumnya, seperti wall (dinding), foto, teman, dan lain-lain.

Setelah fitur lengkap, Yahya pun mulai membuat nama yang pas untuk jejaring sosialnya. Anak sulung pasangan Yan Harlan (45) dan Fidriana (37) ini pun memiliki beberapa nama alternatif dan meminta pendapat beberapa orang yang dekat dengannya. “Akhirnya dari saran seorang ustaz, dipakailah nama Salingsapa.com,” ujar Yahya.

Kini Salingsapa.com sudah bisa diakses di 47 negara, di antaranya Amerika, Norwegia, Belanda, Singapura, dan Malaysia. Dan negara luar yang banyak user-nya adalah Belanda.

Menurut siswa yang bercita-cita jadi ahli komputer ini, sejauh ini tidak ada kendala selama menjadi admin yang mengoperasionalkan Salingsapa.com. Hanya saja, ujar Yahya, ia harus bekerja ekstra dengan sang ayah untuk memantau jejaring sosialnya sekaligus menghapus user yang mencoba memasukkan kandungan negatif ke Salingsapa.com.

“Kendala lainnya server yang kurang kuat. Server kami kecil sekali, padahal harus menampung pengguna yang semakin banyak untuk bergabung di Salingsapa.com,” kata siswa yang berniat membuat game edukasi bernuansa Islami ini.

Karya siswa yang menyukai mata pelajaran IPA ini ternyata mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Hari Jumat (11/2) sore ini, ia menjadi satu dari tiga siswa SMP yang akan menyampaikan presentasinya di hadapan dosen dan mahasiswa ITB.

Menurut Fidriana, anaknya diminta memaparkan hasil karyanya selama 20 menit dan sesi tanya jawab 10 menit. Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan Yahya meski ini pertama kalinya ia harus tampil di depan umum, terlebih di hadapan dosen dan mahasiswa.

Fidriana percaya anaknya mampu karena jejaring sosial tersebut murni hasil karya Yahya meski ada bantuan ide dari sang ayah.

Fidriana juga menuturkan, minat Yahya pada komputer sudah terlihat sejak usia tiga tahun. Saat itu, ia mengotak-atik komputer milik sang ayah. Karena minatnya yang besar, Yahya pun ikut beberapa les komputer, termasuk ikut les di Komlab ITB yang pesertanya kebanyakan mahasiswa.

“Dia selalu ingin mempelajari yang baru tentang komputer. Makanya saat ikut les, ia ikut beberapa paket pelatihan yang pesertanya mahasiswa semua,” kata Fidriana, yang ditemui di kediamannya di Awi Ligar, Cimenyan, Kabupaten Bandung, kemarin.

Bagitu tahu anak sulungnya menciptakan jejaring sosial, ia dan suaminya hanya mendukung dan mengarahkan bahwa karyanya tersebut akan lebih bagus bila bermanfaat bagi banyak orang.

“Karena itu, Salingsapa.com ini diniatkan untuk dakwah dan kebaikan. Harapan kami, jejaring sosial ciptaan Yahya ini juga sebagai ladang amal,” kata Fidriana, yang tetap memantau Yahya agar bisa mengatur waktu antara belajar dan mengurus jejaring sosialnya itu.

Karya Yahya juga diapresiasi oleh rekan-rekannya di sekolah. Fikri Zulhakim (8), murid kelas 4 Sekolah Alam Bandung, misalnya, mengaku sangat senang dengan adanya jejaring sosial Salingsapa.com. Menurut Fikri, ia kini bisa punya akun seperti FB yang isinya cocok untuk seusianya.

“Saya senang punya kakak kelas seperti Yahya, bisa ciptain Salingsapa. Saya kan belum 17 tahun. Kata Mama, kalau saya ikut FB, sama saja membohongi diri, karena pakai status palsu,” kata Fikri.

Laury Sanjaya, Kepala Sekolah Alam Bandung, mengungkapkan kebanggaannya pada Yahya sebagai salah satu anak didiknya. Ia berharap hasil karya Yahya bisa diapresiasi oleh banyak pihak dan bisa membawa kebaikan. “Yahya memang sangat menonjol di pelajaran komputer. Dia selalu ingin tahu seputar komputer. Semoga ke depan lebih maju lagi, dan bisa jadi pemicu siswa lain untuk berkarya,” katanya.

Jejaring Salingsapa.com sudah diunggah oleh ribuan orang di dunia. Cara menjadi pengguna jejaring ini juga sama seperti FB. Yahya mencoba memberikan isi yang baik di jejaring sosialnya karena ia juga ingin para orang tua yang anaknya menjadi user tidak waswas akan isi Salingsapa.com. Dan untuk mendukung upayanya, Yahya juga meminta para user memberikan info kepadanya bila menemukan konten yang berbau negatif.

“Harapan saya, Salingsapa bisa menebar kebaikan buat semua orang,” kata siswa yang juga bercita- cita bisa membangun masjid yang banyak ini.

Re-post from: garutkab.go.id

0 komentar:

Posting Komentar