04 Februari 2011

Krisis Mesir, Siaran Al-Jazeera Diblokir di Kanada dan AS


Selama krisis politik di Mesir, stasiun televisi Al-Jazeera menjadi pilihan bagi masyarakat Kanada dan AS untuk mengikuti perkembangan terkini di Negeri Piramid itu. Mereka lebih suka mengikuti laporan dari Al-Jazeera yang dianggap menyajikan informasi yang sebenarnya dibandingkan laporan-laporan media massa Barat.

Tapi seiring dengan memuncaknya ketegangan di Mesir, masyarakat Kanada dan AS, termasuk warga di Ohio, Vermont dan Washington DC tidak bisa lagi menyaksikan Al-Jazeera yang disiarkan lewat perusahaan tv kabel di AS, terkait kebijakan sensor yang diberlakukan perusahaan tv-tv kabel di AS. Ironisnya, kebijakan sensor itu diberlakukan pada saat yang sama ketika para pejabat pemerintah AS mengecam keras pemerintah Mesir yang memblokir akses internet dan melarang siaran Al-Jazeera yang meliput gerakan rakyat di Mesir.

Akibat kebijakan sensor di Kanada dan AS, masyarakat kedua negara itu beralih ke situs Al-Jazeera, khususnya situs Al-Jazeera berbahasa Inggris, dimana mereka bisa menyaksikan situasi terkini di Mesir lewat tv streaming. Akibatnya, selama 24 jam terakhir, lalu lintas situs Al-Jazeera meningkat tajam. Kepala Strategis Amerika Utara untuk Al-Jazeera berbahasa Inggris, Tony Burman mengatakan, 60 persen pengakses situs Al-Jazeera yang membuat lalu lintas situs itu meningkat tajam, berasal dari Amerika Serikat.

Menurut Burman, perusahaan-perusahaan tv kabel di AS memutuskan tidak menyediakan layanan siaran Al-Jazeera karena alasan politik dan komersil. "Pada tahun 2006, sebelum pemerintahan Obama, tantangannya lebih besar lagi. Esensinya, masa itu merupakan periode saat stereotipe negatif dilekatkan pada Al-Jazeera," kata Burman yang pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi di Canadian Broadcasting Corporation.

Yang dimaksud masa pra-Obama oleh Burman, tentu saja pada masa pemerintahan George W. Bush di AS. "Ada keengganan dari perusahaan-perusahaan tv kabel itu untuk menyiarkan hal-hal yang mungkin akan ditentang oleh pemerintahan Bush. Saya pikir itu seharusnya sudah berubah, jika pemerintahan Obama sekarang melihat apa yang disiarkan Al-Jazeera menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah," tukas Burman.

Kritik pun mulai berdatangan dari masyarakat Barat yang menginginkan agar Al-Jazeera berbahasa Inggris disiarkan kembali. Jeff Jarvis dalam blognya menilai sensor terhadap Al-Jazeera sangat "tidak Amerika". Ia menyatakan bahwa perubahan sedang terjadi di Timur Tengah dan tidak ada media massa di AS yang mampu memberikan informasi seperti yang bisa dilakukan Al-Jazeera.

Al-Jazeera meluncurkan program bahasa Inggris pada tahun 2006 dan membuka kantor-kantor perwakilannya di sejumlah negara, termasuk di Washington. Meski demikian, stasiun televisi yang berbasis di Qatar ini agak kesulitan mendekati perusahaan-perusahaan tv kabel untuk menyediakan layanan siaran televisi Al-Jazeera berbahasa Inggris.

Al-Jazeera, kata Burman, bukan cuma jadi momok menakutkan bagi pemerintah Barat tapi juga pemerintahan di kawasan Timur Tengah yang juga berupaya membatasi siaran televisi ini. (ln/Isc)

Re-post from: eramuslim

0 komentar:

Posting Komentar