05 Februari 2011

Banjir Lahar Dingin Merapi Kembali Memakan Korban

foto: Parwito/detikcom
Parwito - detikNews
Magelang - Banjir lahar dingin untuk ke-12 kalinya yang menerjang 4 alur sungai di lereng Merapi yang berada di Propinsi Jawa Tengah dan Yogjakarta menelan korban.

Seorang laki-laki tanpa identitas berumur sekitar 35 tahun ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan dengan ciri-ciri setinggi kurang lebih 165 cm, kulit warna kuning, berambut ikal ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Saat ditemukan warga di bantaran Kali Krasak (anak sungai dari Kali Bebeng) tepatnya di Dusun Mlesen, Desa Pondokrejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman yang berbatasan dengan Dusun Banaran, Desa Sumokaton, Kecamatan Ngluwar, dalam kondisi tanpa busana.
Suharno(55) salah seorang warga Desa Sumokaton, Kecamatan Ngluwar menyatakan korban ditemukan dengan luka pada wajah, kepala bagian belakang berlubang, kedua tangan patah, janggut dan mata juga ikut terluka. “Mungkin korban saat melihat banjir lahar dingin ikut terseret. Karena di Kali Bebeng yang merupakan induk Kali Bebeng kondisi tidak dalam keadaan hujan dan banjir lahar dingin datang secara tiba-tiba,” tegas Suharno kepada detikcom Jumat(4/2/2011).

Akibatnya, korban tewas seketika setelah terseret arus banjir lahar dingin dari Kali Bebeng, Kecamatan Srumbung sepanjang puluhan kilo menuju Kali Krasak Kecamatan Ngluwar, Magelang.

Setelah berhasil dievakuasi oleh petugas TNI dan relawan Yogjakarta-Magelang Elektronik (JME) jasad korban langsung dilarikan ke RSU Sardjito, Yogjakarta untuk dilakukan visum et repertum.

Selain menerjang Kali Krasak dan Kali Bebeng, banjir lahar dingin juga melanda di Kali Blongkeng, Kali Senowo, Kali Lamat, Kali Blongkeng dan Kali Putih.

Di Kali Putih, banjir cukup besar sebanyak 5 kali menerjang membawa material vulkanik berupa pasir, lumpur dan batu besar meluap di 2 titik di jalan raya Magelang-Jogjakarta Km 23, tepatnya di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang.

Dua titik itu di Dusun Prebutan dan Dusun Gempol yang berada di kanan kiri jalan Raya Magelang-Yogja Km 23. Akibatnya, ruas jalan dialihkan untuk ke-12 kalinya untuk semua kendaraan. Luapan di jalan raya terjadi di Dusun Gempol Desa Jumoyo dan Dusun Prebutan Desa Gulon, Kecamatan Salam Kabupaten Magelang.

Di Dusun Prebutan, luapan baru terjadi pertama kali saat ini merupakan pertemuan Kali Putih dengan Kali Druju. Material pasir dan lumpur menimbun badan jalan raya sepanjang sekitar 20 meter setinggi satu meter.

Banjir juga menerjang sebuah toko aksesoris rumah yang ada di tepi jalan sehingga pasir dan lumpur juga masuk ke bangunan toko, merendam dagangan berbagai aksesoris rumah setinggi sekitar 30 cm.

Di Dusun Gempol, Desa Jumoyo lokasi yang selama ini dilewati material ketika banjir lahar dingin Kali Putih ini, memang disediakan oleh Balai Besar Wilayah (BBWS) Sungai Serayu Opak (BBWS Serayu Opak sebagai jalan material yang menerjang lurus dari hulu.

Material vulkanik menimbun jalan setinggi satu meter sepanjang 50 meter. Padahal, di tepi ruas jalan tersebut telah mulai dipasang ‘sheet pile’ (tembok beton) untuk penguatan jalan yang tergerus lahar dingin. Lima buah sheet pile telah ditanam sedalam tiga meter menjadi miring ke arah hilir.

Achadi, relawan SAR menyebutkan, informasi banjir di puncak Merapi diterimanya sekitar pukul 14.30 WIB. Sekitar 30 menit kemudian, material lahar dingin sampai di wilayah Desa Jumoyo.

“Banjir langsung besar sebanyak lima kali dan meluap ke jalan di dua lokasi itu,” tegas Basuki.

Banjir mulai surut sekitar pukul 16.30 WIB. Hingga berita ini diturunkan, lima alat berat masih melakukan pengerukan pasir di lokasi itu, dua di Dusun Prebutan dan tiga lainnya di Dusun Gempol.

Adapun di Dusun Klumpukan Desa Seloboro, Kali Putih yang bertemu Sungai Jlegong juga meluap. Jika ketika banjir sebelumnya, luapan hanya berupa air, pada banjir kemarin ditambah pasir dan lumpur.

Material tersebut menjebol dua rumah yakni milik Walim dan Wongso. Rumah tersebut serta tiga rumah lainnya tertimbun pasir setinggi dua meter.

Saat banjir datang sekitar pukul15.30 WIB, kawasan dusun tersebut juga menjadi lokasi aliran air. Genangan air setinggi hingga 50 cm melewati jalan dan rumah-rumah, dan baru surut sekitar pukul 16.50 WIB.

(ape/ape)
Re-post from: detiknews.com

0 komentar:

Posting Komentar