02 Januari 2011

Banyaknya Bayi Cacat di Falujjah Irak Akibat Senjata Kimia AS dan Inggris

Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan bahwa tingginya tingkat cacat lahir dan diagnosa kanker di kota Fallujah Irak disebabkan oleh senjata yang digunakan oleh pasukan AS dan Inggris enam tahun lalu.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Internasional Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat, mengkonfirmasi laporan bahwa pasukan AS dan Inggris menggunakan amunisi uranium selama invasi AS ke Irak pada tahun 2004.

Temuan menunjukkan bahwa cacat pada bayi baru lahir di Fallujah adalah 11 kali lebih tinggi dari rata-rata normal dan naik ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2010.

"Tingginya prevalensi cacat lahir di Fallujah mempengaruhi kesehatan penduduk dan kapasitas untuk merawat anak-anak yang masih hidup," kata penelitian itu.

"Cacat ini dapat terjadi karena kontaminasi lingkungan yang dikenal karena komponen persenjataan modern," surat kabar Guardian mengutip laporan yang mengatakan.

Laporan ini menunjukkan bahwa 15 persen dari 547 bayi yang lahir telah cacat, sementara 14 persen aborsi spontan dan 11 persen lahir kurang dari 30 minggu pada Mei 2010 saja.

"Banyak kontaminan perang dikenal memiliki potensi untuk mengganggu perkembangan embrio dan janin normal," kata temuan tersebut. "Dampak merusak dari dioxin pada kesehatan reproduksi yang dulu kenala masyarakat Vietnam."

Penelitian, yang dilakukan antara bulan Mei dan Agustus, memeeriksa 55 keluarga dengan bayi yang baru lahir dengan cacat serius.

Sebuah studi bersama pada bulan oleh dan Ilmu Kesehatan Lingkungan Departemen di Irak juga menemukan bahwa ada komunitas dekat kota Najaf, Basra dan Fallujah dengan tingkat peningkatan kanker dan cacat lahir sejak tahun 2004.

Penggunaan amunisi uranium secara luas kontroversial karena potensi efek kesehatan jangka panjang. Amerika Serikat dan Inggris menggunakannya sampai dengan 2.000 ton dari jenis amunisi itu selama perang Irak.

Iraq's Ministry for Human Rights is preparing to file a lawsuit against Britain and the US over their use of depleted uranium bombs in Iraq. Irak Menteri Hak Asasi Manusia sedang mempersiapkan untuk mengajukan gugatan terhadap Inggris dan Amerika Serikat atas penggunaan bom uranium di Irak.

Aktivis anti-perang dan juru kampanye hak asasi manusia mengutuk penggunaan amunisi uranium putih fosfor oleh pasukan AS dan Inggris di Irak yang dilanda perang.

"Tidak jelas apakah efek radiasi yang berasal dari perusahaan mutasi atau efek kimia beracun yang lebih relevan," kata laporan Jumat kemarin (31/12), mengacu uranium yang digunakan di Fallujah. (fq/prtv)

Sumber: eramuslim

0 komentar:

Posting Komentar