28 November 2010

Dianggap Ilegal, Tajikistan Tutup 28 Masjid

Pihak berwenang di Tajikistan telah menutup 28 masjid yang dianggap beroperasi secara ilegal.

Masjid, yang semuanya berada di distrik Darvaz wilayah Gorno-Badakhshan di pusat negeri itu, ditutup karena tidak mendaftar ulang di bawah undang-undang baru tentang organisasi keagamaan. 

Tempat-tempat ibadah Muslim yang berlokasi di kota-kota dan desa-desa di seluruh kabupaten ini akan tetap ditutup sampai mereka memenuhi persyaratan hukum baru, kantor berita Ferghana.ru melaporkan pada hari Jumat lalu.

Pejabat pemerintah juga membagi-bagikan kepada penduduk 400 CD gratis yang menunjukkan sebuah film dokumenter buatan negara yang mengklaim bahwa anak muda Tajik yang menghadiri madrasah (sekolah agama) yang berubah menjadi 'teroris'.

Pemerintah setempat mengatakan kepada penduduk desa di distrik pegunungan tersebut untuk melaksanakan shalat di masjid resmi pemerintah di pusat kabupaten.

Tetapi banyak warga yang mengeluh bahwa mereka tidak dapat mengunjungi shalat Jumat mingguan karena beberapa desa berlokasi sejauh 30 mil.

Pada bulan Agustus lalu, Presiden Emomali Rahmon meminta para orang tua yang para anak-anaknya belajar di sekolah agama di luar negeri untuk membawa mereka pulang, memperingatkan bahwa mayoritas yang belajar di sekolah agama di luar negeri akan berubah menjadi teroris jika diizinkan untuk tetap belajar di sekolah-sekolah asing.

Pemerintah setempat telah menggerebek masjid dan rumah-rumah pribadi sejak musim panas sebagai bagian dari Operasi Madrasah, yang bertujuan menutup semua ajaran agama yang dianggap ilegal.

Departemen Pendidikan Tajk juga telah memperkenalkan sebuah kurikulum baru di bawah subjek, Pengetahuan Islam, sebagai bagian dari usahanya untuk melawan ekstremisme radikal yang tumbuh di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. (fq/centralasianews)

Sumber: www.eramuslim.com

0 komentar:

Posting Komentar