26 November 2010

Bromo Meletus, Masyarakat Tetap Tenang

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO – Setelah dinyatakan kondisi awas dalam empat hari ini, akhirnya Gunun Bromo benar-benar meletus. Gunung yang terlhat sangat eksotik itu meletus sekitar pukul 17.22 WIB, Jum’at (26/11).

Letusan Gunung Bromo itu mencapai ketinggian sekitar 600 meter. Letusan tersebut, menurut Ketua Tim Tanggap Bromo, Gede Suantika,’’ Maish kecil letusannya. Jadi letusan vulkaniknya masih ada di sekitar kawasan kaldera (lautan pasir-Red) Bromo saja,’’ kata dia.
Dia menjelaskan bahwa letusan itu diawali dengan gempa tremor dengan amplitudo sekitar 11 mili miter dan disusul dengan gempa vulkanik dengan kekuatan sekitar 35 mili meter. Sehingga, letusannya masih berada di kawasan kaldera saja.

Meski begitu, dia merekomendasi agar dialkukan proses evakuasi. Alasannya, material letusan vulkanik Bromo itu mengandung racun. ‘’Makanya, begitu meletus, kita rekomendasikan agar warga dievakuasi,’’ terangnya.

Apalagi, pejabat dari Pusat Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ini memprediksi masih bakal ada letusan susulan. Karena itu, dia dalam koordinasinya bersama tim Penanggulangan Bencana Daerah baik dari Propinsi Jatim Probolinggo dan lainnya untuk segera mengevakuasi warga.


Begitu terdengar suara bloom, sebagai tanda letusan dari Bromo tersebut, warga di kawasan Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo memang tidak panik, mencari tempat aman, demi menyelamatkan diri. Mereka justru tetap tenang dan menganggap letusan Bromo itu merupakan hal biasa.

Padahal, kandungan material dari letusan Gunung Bromo berua kerikil, abu dan asap itu dikhawatirkan mengandung gas beracun. Apalagi, letusan gunung yang sudah empat kali ini meletus itu sebelumnya sudah sempat menelan korban jiwa.

Meski begitu, sampai berita ini dibuat belum dikteahui adanya korban jiwa akibat letusan gunung yang memiliki ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut (Dpl) itu. Yang pasti, warga di ring pertama, setelah zona bahaya tiga kilo meter dari pucak Bromo yaitu Dusun Cemorolawang diminta untuk segera dievakuasi.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang sudah membuat Posko Taktis Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Bromo di Cemorolawang langsung mengkoordinir untuk proses evakuasi. Sebab, tenaga-tenaga sukarelawan baik dari TNI/Polri maupun dari PMI, SAR dan Satgana sudah disiapkan sebelumnya.

Tim khusus evakuasi itu terdiri dari anggota TNI, Polri, sukarelawan dari warga dan tokoh adat. Masing-masing beranggotakan lima orang untuk tiap dusun. Sedangkan anggota TNI/Polri seluruhnya yang disiapkan di lokasi sebanyak 200 anggota untuk ring pertama. Mereka dibantu ratusan sukarelawan.

Tim evakuasi warga itu dilengkapi dengan 176 Jeep milik warga, tiga truk milik TNI, 10 unit kendaraan milik Pemda Probolingo. Mereka secara sigap meminta warga untuk mengungsi k tempat aman yang sudah disiapkan sebagai tempat-tempat pengungsian.

Evakuasi itu memprioritaskan warga yang ada di ring pertama, Dusun Cemorolawang sebanyak 699 jiwa. Mereka dievakuasi ke dua titik, yaitu di Lapangan Sukapura sekitar 12 kilo meter dari Bromo. Selain itu ke kawasan Grand Bromo Hotel yang jaraknya sekitar 10 kilo meter.

Di Lapangan Sukapura itu didirikan sebanyak 10 tenda penampungan. Tiap tenda bisa menampung sektar 50-70 warga. Sedangkan di kawasan Grand Bromo Hotel didirikan sebnayak 11 tenda. ‘’Saya kira untuk semenara penampungan itu cukup,’’ kata Ketua I Posko Taktis Tanggap Darurat Bromo di Cemorolawang, Letkol Hery S.
Red: taufik rachman
Rep: Asan Haji
Sumber: www.republika.co.id

0 komentar:

Posting Komentar