11 Desember 2010

Pengungsi Korban Banjir Mulai Diganggu Penyakit

BANDUNG,(PRLM).- Pengungsi korban banjir di tiga kecamatan, yakni Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, mulai Sabtu (11/12) diketahui banyak menderita penyakit kulit dan diare, sudah mulai diderita banyak pengungsi.

Karenanya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung selain mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar, kondisi kesehatan ribuan pengungsi juga menjadi prioritas layanan.

Dalam pemeriksaan kesehatan keliling terakhir yang dilakukan Dinas Kesehatan Kab. Bandung, Sabtu (11/12), di Kel. Baleendah, dari 225 pasien, 45 di antaranya menderita penyakit kulit akibat banjir. Dua hari sebelumnya, di Kel. Andir, dari 159 pasien yang diperiksa, serangan penyakit kulit ditemukan pada 59 orang di antaranya.

Kadinkes Ahmad Kustijadi mengungkapkan, untuk mengatasi gejala penyakit kulit, Dinkes telah mendistribusikan saleb kulit ke tiap-tiap Puskesmas. “Persediaan kami banyak dan dipastikan cukup. Silakan warga datang ke Puskesmas dan memanfaatkan obat tersebut,” ujarnya.

Sepanjang 24 November hingga 11 Desember, Dinkes secara keseluruhan telah memberikan layanan kesehatan bagi 3.251 pengungsi. Selain penyakit kulit dan diare, juga ditemukan gejala penyakit maag, pegal, dan ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).

Gangguan penyakit psikis, seperti stres dan cemas, juga banyak ditemukan. “Ke depan, kami sediakan layanan khusus untuk konsultasi gangguan penyakit psikis semacam ini dengan ahlinya. Masa mengungsi, apalagi jika berlangsung lama, sudah pasti membebani warga secara mental,” ujar Kustijadi.

Selama masa pengungsian, Dinkes menghimbau tiap-tiap Puskesmas untuk memberikan layanan selama 24 jam. Program pemberian kaporit dan lisol untuk mencegah diare juga dilakukan pada sumber-sumber air bersih warga segera setelah banjir surut. (A-165/A-26).***

Sumber: Pikiran Rakyat Online

0 komentar:

Posting Komentar